Kamis, 13 Oktober 2011

FLUIDA


A.     Definisi Fluida

Mekanika fluida melihat semua bahan hanya terdiri atas dua keadaan saja, yaitu fluida dan zat padat. Secara teknis perbedaannya terletak pada reaksi kedua zat tersebut terhadap tegangan geser atau tegangan singgung yang dialaminya. Zat padat dapat menahan tegangan geser dengan deformasi yang tetap (static), sedangkan fluida, betapapun kecilnya tegangan geser yang diberikan, akan menyebabkan fluida itu begerak. Fluida itu bergerak dan berubah bentuk secara terus-menerus selama tegangan geser itu bekerja. Oleh karena itu fluida yang diam (hydrostatic) berarti dalam keadaan tegangan gesernya nol.
Berdasarkan definisi tersebut di atas, maka fluida dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu zat cair dan gas. Perbedaan antara keduanya juga bersifat teknis, yaitu berhubungan dengan akibat gaya kohesif. Zat cair terdiri atas molekulmolekul tetap dan rapat dengan gaya kohesif yang relatif kuat, sehingga cenderung mempertahankan volumenya dan akan membentuk permukaan bebas yang rata dalam medan gravitasi. Sebaliknya gas, karena terdiri dari molekulmolekul yang tidak rapat dengan gaya kohesif yang cukup kecil (dapat diabaikan), sehingga volume gas dapat memuai dengan bebas dan terus berubah. Fluida dapat juga dibedakan berdasarkan kekentalannya, yaitu fluida nyata (viscous fluid) dan fluida ideal (non viscous fluid). Fluida nyata adalah fluida yang memiliki kekentalan, fluida ini dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari contohnya air dan udara. Sedangkan fluida ideal, tidak ada dalam kehidupan sehari-hari dan hanya dipakai dalam teori dan kondisi-kondisi khusus saja.


B.     Ruang Lingkup Mekanika Fluida

Bumi ini 75% tertutup oleh air (zat cair) dan 100% tertutup oleh udara (gas), oleh karena itu ruang lingkup mekanika fluida sangat luas dan menyentuh hampir seluruh segi kehidupan manusia. Ilmu cuaca, oceanography fisis, dan hidrologi bersangkutan dengan aliran-aliran secara alami, seperti juga halnya dengan penelaahan medis atas pernafasan dan peredaran darah. Semua masalah transportasi yang terkait dengan gerak fluida, dengan cabang-cabang khusus yang telah maju dalam aerodinamika pesawat udara dan roket, dan dalam hidrodinamika bahari kapal dan kapal selam.
Di dalam bidang energi, hampir seluruh energi elektrik kita dibangkitkan dengan aliran air (PLTA) atau aliran uap (PLTU) yang memutar turbin. Semua masalah pembakaran yang melibatkan gerak fluida, seperti juga masalah-masalah pengairan, pengendalian banjir, penyediaan air, pembuangan limbah, gerak umban atau proyektil, dan pembangunan jalur minyak dan gas.

C.     Tipe Aliran Fluida

Tipe aliran dalam fluida dapat dibedakan menjadi beberapa macam aliran. Sebagai contoh, aliran tunak (steady) atau tak tunak (unsteady), seragam (uniform) atau tak seragam (non-uniform), termampatkan (compressible) atau tak termampatkan (incompressible), dan subkritis (sub critical) atau superkritis (supercritical).
Aliran dikatakan tunak (steady flow) jika kecepatan (v) tidak berubah (constant) selama selang waktu tertentu, sehingga akan berlaku:


dan apabila kecepatan aliran selalu berubah selama selang waktu tertentu, maka dikatakan aliran tak tunak (unsteady flow), sebagai contoh, aliran banjir atau pasang surut, sehingga akan berlaku:




Aliran dikatakan seragam (uniform flow) jika kedalaman aliran pada setiap penampang saluran adalah tetap dan jika kedalamannya selalu berubah, maka dikatakan aliran tidak seragam (non-uniform flow) atau aliran berubah (varied flow).

Aliran seragam dapat dibedakan lagi menjadi aliran seragam tunak (steady uniform flow) jika kedalaman dan kecepatan alirannya tetap sepanjang saluran.


dan apabila kedalaman alirannya tetap tetapi kecepatan alirannya selalu berubah sepanjang saluran, maka dikatakan aliran seragam tak tunak (unsteady uniform flow), ini tidak mungkin terjadi.



Aliran tak seragam atau berubah juga dapat dibedakan lagi menjadi aliran berubah tunak (steady varied flow), yaitu jika kedalaman aliran tidak tetap tetapi kecepatan alirannya tetap.


dan apabila kedalaman maupun kecepatan alirannya selalu berubah sepanjang saluran, maka dikatakan aliran berubah tak tunak (unsteady varied flow).



Aliran tak seragam atau berubah dapat juga dibedakan menjadi aliran berubah tiba-tiba ( rapidly varied flow), yaitu jika kedalaman aliran mendadak berubah pada jarak yang cukup pendek, misalnya aliran yang melewati mercu, bending atau terjunan. Apabila kedalaman aliran berubah pada jarak yang cukup panjang, maka dikatakan aliran berubah lambat laun ( gradually varied flow).
Aliran dikatakan termampatkan (compressible flow), jika aliran tersebut mengalami perubahan volume bila diberikan tekanan, dan sebaliknya jika tidak mengalami perubahan volume, dikatakan aliran tersebut taktermampatkan (uncompressible flow).
Jenis aliran berdasarkan besarnya bilangan Froude (F), dapat dibedakan menjadi superkritis (supercritical flow), subkritis (sub critical flow) atau kritis (critical flow).


di mana:
n = kecepatan aliran (m/det)
g = percepatan gravitasi (m/det2)
y = kedalaman aliran (m)
a = koefesien energi

jika > 1 r F dikatakan alirannya superkritis, < 1 r F dikatakan aliran subkritis, dan jika = 1 r F dikatakan aliran kritis. Aliran juga dapat diklasifikasikan menjadi aliran satu dimensi (onedimensional flow), dua dimensi (two-dimensional flow) atau tiga dimensi (threedimensional flow), tergantung dari bilangan gradien kecepatan yang ada. Aliran satu dimensi adalah aliran dimana seluruh fluida dan parameter alirannya diasumsikan tetap terhadap penampang normal aliran, dan hanya ada satu gradient kecepatan, yaitu dalam arah aliran. Di dalam kenyataannya, tidak ada aliran satu dimensi karena adanya beberapa pembatas. Namun demikian, aliran pada sungai dapat didekati dengan aliran satu dimensi (1-D flow). Aliran dua dimensi adalah aliran dimana dibedakan dalam beberapa bidang secara paralel, horisontal atau vertikal (2-DH atau 2-DV). Aliran dua dimensi memiliki dua gradien kecepatan.
Aliran tiga dimensi adalah aliran dimana parameter alirannya berubah dalam tiga dimensi, sehingga gradien parameter alirannya terdapat dalam tiga arah.

D.     Dimensi dan Satuan

Dimensi adalah ukuran untuk menyatakan peubah fisika secara kuantitatif. Satuan adalah suatu cara khusus untuk mengaitkan sebuah bilangan dengan dimensi kuantitatif. Jadi, panjang adalah suatu dimensi yang dapat dikaitkan dengan peubah-peubah seperti jarak, pergeseran, lebar, simpangan, dan ketinggian. Meter atau inci keduanya merupakan satuan numeris untuk menyatakan panjang.
Sistem satuan senantiasa berbeda-beda dari satu negara ke negara lain, walaupun kesepakatan internasional telah dicapai. Pada mulanya banyak dipakai satuan Inggris, karena terlalu banyak menggunakan faktor konversi, maka dianggap rumit dan tidak praktis. Pada tahun 1872 suatu pertemuan internasional di Perancis mengusulkan suatu perjanjian yang disebut Konvensi Metrik, yang ditandatangani oleh 17 negara. Konvensi Metrik merupakan perbaikan atas sistem Inggris, yaitu dengan memperkenalkan sistem desimal. Masalah tetap ada, sebab beberapa negara yang sudah menggunakan sistem metrik pun masih menggunakan sistem Inggris untuk satuan-satuan tertentu, contohnya kalori padahal seharusnya joule, kilopond padahal seharusnya newton, dan sebagainya. Konferensi umum tentang timbangan dan ukuran diselenggarakan pada tahun 1960 untuk membakukan sistem metrik. Konferensi ini mengusulkan Sistem Satuan Internasional (SI), seperti yang selama ini kita pakai.
Di dalam mekanika fluida hanya ada empat dimensi pokok. Semua dimensi lainnya dapat diturunkan dari keempat dimensi pokok ini. Dimensi pokok itu ialah massa, panjang, waktu dan suhu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar